Thursday, 17 October 2013

Perkarakita


Ada saat dimana kesendirian menuntut kebersamaan dengan alasan, "semua yang di ciptakan berpasang-pasangan".Sayang, teori sederhana itu tak berlaku untuk perkara kita.

Karena dari sekian banyak kita, ada kita yang tidak ada
di catatan Tuhan
Kita adalah sepasang jodoh yang takdirnya tidak
untuk bersatu
Kita serupa kesempurnaan yang babak belur menjaga
rindu

Kita rangkaian dari kebetulan-kebetulan yang menolak
segala teori semesta
Kita bak medan magnet Selatan-Utara, saling tarik menarik
dan menolak pisah
kita'lah rumus sederhana yang kerumitannya
mengalahkan rogaritma
Kita bersanding di poros bumi. Dan khatulistiwa sebagai
kelambu di malam pertama

Kita tak ubahnya anyaman rotan pada kursi tua
di sebuah desa
saling mengaitkan simpul dan menolak di gerogoti rayap
Kita seabadi kisah-kisah lama,lebih menarik dari sejarah bangsa,
legenda nyata sepanjang masa
Kita paling durhaka, mengubah arah anak panah
cupid semaunya
Kita berjuluk cahaya pagi yang mengkhianati fajar
terburu-buru terbit sebelum pagi datang
Kita ibarat petir yang menyambar, membelah langit
demi pertemuan

Kita adalah sabda-sabda yang dirahasiakan para nabi
Kita'lah sajak-sajak yang tak pernah menjadi puisi
Kita adalah kegelapan yang dirindukan pijar, warna-warni
yang diharamkan pelangi

Kita'lah kelipatan dosa yang dibaptis surga
Kita adalah kematian yang bereinkarnasi tanpa aturan
Kita'lah sepasang kekasih yang melukis senja
di ufuk timur

Kita adalah pengkhianat takdir paling angkuh
yang pernah ada
kemudian mengalah pada semesta
Bukan karena lelah, bukan pula menyerah

Hanya saja, kita menaruh koma.

Tempatku pulang (pelukanmu)


Langit tidak pernah meninggalkan awan, laut tidak pernah meninggalkan pantai, siang tidak pernah meninggalkan matahari, begitu juga aku yang tidak akan pernah bisa meninggalkan tempatku (pelukanmu). Iya kamu! Kamu yang selalu membuat aku senyum-senyum manis sendiri :) .

Aku dibuatmu jatuh cinta setiap hari, dengan perkara kita. Mengingat dirimu , suatu kebiasaan berharga. Melupakan dirimu, suatu usaha yang tak ada artinya..
Seperti jangka. Aku mengitarimu dengan doa dan rindu sebagai pusatnya. Darinya aku belajar untuk selalu bisa memiliki positif, menyingkirkan berbagai pikiran buruk, mengikis rasa sakit yang tidak perlu, bersedia menunggu, tidak banyak menuntut, menikmati setiap hal kecil dan menyimpannya dalam di kepala untuk bisa dinikmati lagi esoknya. Darinya pula aku belajar bagaimana aku bisa dan bersedia meredam semua keinginan untuk memiliki, untuk tidak membuatnya beranjak menjauh dari sampingku, aku juga belajar bahwa tidak semua yang kita inginkan harus selalu kita raih..

Sayang, rupanya kita telah menempuh banyak perjalanan di waktu (yang hampir) tiga tahun ini. Semoga kita mampu menapaki jalan yang terjal, mampu mengobati telapak kakimu yang mungkin terluka akibat sana sini batu yang sepertinya iri pada kita (nantinya). Aku percaya, Tuhan tau bahwa kita pantas bahagia..

Selamat menjelang tanggal dua belas maret jangan ada yang gantiin tempatku (pelukanmu).

Thursday, 15 August 2013