evy
Saturday, 27 February 2016
Friday, 27 June 2014
Aku di sampingmu..
Harusnya, kita hidup saja seperti anak kecil yang sedang belajar berjalan. Waktu mereka berjalan, mereka jatuh berkali-kali. Tapi mereka tetap bangun lagi-bangun lagi. Sakit?? Tentu saja. Maka dari itu, ketika mereka terjatuh, mereka menangis.
Tapi, apakah mereka kapok? lalu berhenti belajar berjalan? Tidak. Belajar-jatuh-bangun lagi. Jatuh-lalu bangun lagi. Begitupun seterusnya sampai mereka dapat berjalan sendiri. Benar-benar di atas kaki mereka sendiri. Sampai akhirnya mereka mampu berlari... :)
Bagaimana dengan kamu? yang sudah dewasa. Baru jatuh sekali, kamu menyerah. Tidak kah ingat masa-masa kecilmu dulu? Setangguh itu akhirnya kamu mampu untuk berjalan, lalu berlari sendiri. Walau jatuh bangun berkali-kali dan menangis. Lihat pula sekelilingmu, ada mereka yang ingin melihatmu terus melangkah sampai pada puncaknya yang menjadi tujuanmu. Tolong jangan berhenti. Jangan pula menjadi kalah dengan rasa takut. Aku di sampingmu :)
Saya tidak ingin menyebutkan namanya disini.. Tetapi gantinya, saya ingin banyak bertanya. Apakah kamu mengerti, bagaimana saya berusaha untuk tidak mencari? Apakah kamu mengerti, bahwa setelah kehilangan, ternyata banyak tempat yang jadi membosankan dan membuat saya mengeluh? Apakah kamu mengerti, bahwa saya khawatir karena tidak satupun nasib mampu memberi kepastian bahwa kamu dalam keadaan baik-baik saja, tidak sedang muram, dan masih dapat sedikit saja tertawa? Meskipun jawaban-jawabannya hanyalah hal mustahil yang akhirnya harus saya pahami sendirian. hmm..
Seharusnya, kehilangan tidak perlu menjadi hal yang menakutkan. Banyak orang mengakui, dari setiap kehilangan, bukan dia-yang-bersangkutan yang membuat perbedaan menjadi terasa. Tetapi, kebiasaan yang sebelumnya dilakukan bersama, kini hilang dan pergi dengan orang tersebut.Harusnya sih, kehilangan tidak perlu ditakutkan karena tidak ada yang tahu, apa yang akan terjadi setelahnya ya?
Kali ini, saya harus belajar banyak – juga berkali-kali dari nya. Kehilangan yang sementara sebelum akhirnya kamu kembali dengan wajah sumringah dengan kerinduan setinggi hasta. Saya harus berusaha seolah-olah tidak pernah mencari barang sedetik saja dalam hidupmu. Lalu kehilangan yang tiba-tiba meski sebenarnya kedatanganmu persis sama dengan cara kamu menghilang. Tiba-tiba.
Tetapi, sekali lagi, bukan kepergianmu, melainkan kekosongan yang hadir karena kamu tidak lagi ada. Yang membuat hilang menjadi semakin dekat dan menawarkan diri untuk dibenci. Hal yang terlanjur terjadi, kebiasaan-kebiasaan yang menjadikanmu ada, yang membuat saya terenggut karena kamu benar-benar menjadi bagian keseluruhan hidup ini
Tentu ada marah dan benci, tetapi hanya untuk bait-bait kesunyian yang tercipta setelah kamu pergi. Bait yang membuat saya menjadi asing nyaris tidak dapat diterima. Karena yang terjadi di dalam hati, ialah tidak akan pernah ada ikhlas sebab saya tidak pernah sekalipun belajar bagaimana melepaskan. Dan tidak pernah pula saya temukan cara yang benar-benar baik untuk melepaskan orang lain pergi jika bukan dengan dipaksa kemudian melupakannya. Cepat kembali bahu kananku.
Thursday, 17 October 2013
Perkarakita
Ada
saat dimana kesendirian menuntut kebersamaan dengan alasan, "semua yang di
ciptakan berpasang-pasangan".Sayang, teori sederhana itu tak berlaku untuk
perkara kita.
Karena dari sekian banyak kita, ada kita yang tidak ada
di catatan Tuhan
Kita adalah sepasang jodoh yang takdirnya tidak
untuk bersatu
Kita serupa kesempurnaan yang babak belur menjaga
rindu
Kita rangkaian dari kebetulan-kebetulan yang menolak
segala teori semesta
Kita bak medan magnet Selatan-Utara, saling tarik menarik
dan menolak pisah
kita'lah rumus sederhana yang kerumitannya
mengalahkan rogaritma
Kita bersanding di poros bumi. Dan khatulistiwa sebagai
kelambu di malam pertama
Kita tak ubahnya anyaman rotan pada kursi tua
di sebuah desa
saling mengaitkan simpul dan menolak di gerogoti rayap
Kita seabadi kisah-kisah lama,lebih menarik dari sejarah
bangsa,
legenda nyata sepanjang masa
Kita paling durhaka, mengubah arah anak panah
cupid semaunya
Kita berjuluk cahaya pagi yang mengkhianati fajar
terburu-buru terbit sebelum pagi datang
Kita ibarat petir yang menyambar, membelah langit
demi pertemuan
Kita adalah sabda-sabda yang dirahasiakan para nabi
Kita'lah sajak-sajak yang tak pernah menjadi puisi
Kita adalah kegelapan yang dirindukan pijar, warna-warni
yang diharamkan pelangi
Kita'lah kelipatan dosa yang dibaptis surga
Kita adalah kematian yang bereinkarnasi tanpa aturan
Kita'lah sepasang kekasih yang melukis senja
di ufuk timur
Kita adalah pengkhianat takdir paling angkuh
yang pernah ada
kemudian mengalah pada semesta
Bukan karena lelah, bukan pula menyerah
Hanya saja, kita menaruh koma.
Tempatku pulang (pelukanmu)
Langit tidak pernah meninggalkan awan, laut tidak
pernah meninggalkan pantai, siang tidak pernah meninggalkan matahari, begitu
juga aku yang tidak akan pernah bisa meninggalkan tempatku (pelukanmu). Iya
kamu! Kamu yang selalu membuat aku senyum-senyum manis sendiri :) .
Aku dibuatmu jatuh cinta setiap hari, dengan perkara
kita. Mengingat dirimu , suatu kebiasaan berharga. Melupakan dirimu, suatu
usaha yang tak ada artinya..
Seperti jangka. Aku mengitarimu dengan doa dan rindu
sebagai pusatnya. Darinya aku belajar untuk selalu bisa memiliki positif,
menyingkirkan berbagai pikiran buruk, mengikis rasa sakit yang tidak perlu,
bersedia menunggu, tidak banyak menuntut, menikmati setiap hal kecil dan
menyimpannya dalam di kepala untuk bisa dinikmati lagi esoknya. Darinya pula
aku belajar bagaimana aku bisa dan bersedia meredam semua keinginan untuk
memiliki, untuk tidak membuatnya beranjak menjauh dari sampingku, aku juga
belajar bahwa tidak semua yang kita inginkan harus selalu kita raih..
Sayang, rupanya kita telah menempuh banyak perjalanan
di waktu (yang hampir) tiga tahun ini. Semoga kita mampu menapaki jalan yang
terjal, mampu mengobati telapak kakimu yang mungkin terluka akibat sana sini
batu yang sepertinya iri pada kita (nantinya). Aku percaya, Tuhan tau bahwa
kita pantas bahagia..
Selamat menjelang tanggal dua belas maret jangan ada yang gantiin tempatku (pelukanmu).
Thursday, 15 August 2013
Subscribe to:
Posts (Atom)